Rabu, 16 Juli 2014

MUSEUM DI JAKARTA

JALAN-JALAN KE MUSEUM DI JAKARTA

 Liburan sekolah kali ini saya mengajak anak dan keponakan untuk jalan-jalan sekitar Jakarta saja… bukan jalan-jalan ke mall lohhh… tapi ke Museum… ternyata anak-anak senang sekali. Kita jalan-jalan ke Monas, Museum Nasional, Museum Fatahillah dan taman Fatahillah. Sebenarnya mau ke Museum Bank Indonesia, anak-anak senang sekali, tapi karena sesuatu dan lain hal ke Museum Bank Indonesia terpaksa dituda dahulu. 

1.Monumen Nasional (MONAS) 
Tiket masuk ke Monas (termasuk naik ke puncak dan cawan) untuk anak-anak Rp.4.000,-, sedangkan untuk dewasa Rp.15.000,-



 Melihat kota Jakarta dengan Keker Otomatis (menggunakan koin Rp. 500,-)

 Pemandangan dari atas Monas

 Pemandangan dari atas Monas

 2.Museum Nasional (dikenal juga dengan nama Museum Gajah) 
Tiket masuk ke Museum Nasional untuk anak-anak Rp.2.000,- dan untuk dewasa Rp.5.000,-







3.Taman Fatahillah
Di taman Fatahillah yang berada di depan Museum Fatahillah dan lokasinya berada di kota tua Jakarta. Disini anak-anak bisa bermain sepeda ontel yang berwarna warni dan mengabadikannya/berfoto dengan kamera/hp. Layaknya seperti jaman Belanda dahulu. Untuk perempuan disediakan topi lebar berwarna sama dengan sepeda, begitu juga dengan laki-laki.

 Beli es potong





 4.Museum Fatahillah (dikenal juga dengan nama Museum Sejarah) 
Tiket masuk ke Museum Fatahillah untuk anak-anak Rp.2.000,- dan untuk dewasa Rp.5.000,-




PULAU DERAWAN



Kali ini jalan-jalan ke Pulau Derawan yang lokasinya berada di Kalimantan Timur. Sebenarnya dari tahun sudah penasaran dengan Pulau Derawan. Pucuk di cinta ulam tiba.. adik saya memenangkan hadiah Foto Contest Wisata Nusantara dari Carrefour. Foto yang memenangkan ajang foto contest adalah foto waktu kami hiking ke gunung Sibayak (sebelum gunung sinabung meletus) pada tahun 2013 kemarin. Hadiah yang yang diberikan oleh pihak Carrefour adalah wisata Nusantara dengan pilihan Pulau Lombok, Pulang Bali, Pulau Derawan, Pulau Komodo dan Bangka Belitung. Untuk tanggal keberangkatan bisa dipilih sesuai jadwal kita. 

Akomodasi wisata diberikan untuk 2 orang. Jadilah adik saya memilih pulau Derawan sebagai tujuan wisatanya dengan mengajak saya. Berhubung anak saya lagi liburan sekolah maka diboyong juga anak saya yang juga hobi jalan-jalan.

Perjalanan ke pulau Derawan menggunakan pesawat Garuda, yang juga diketahui bahwa Garuda Indonesia juga bahwa mempunyai misi memperkenalkan wisata alam nusantara.Garuda Indonesia mempromosikan Pulau Derawan sejak tahun 2013. Berdasarkan majalah Colour yang dikeluarkan Garuda Indonesia, Garuda Indonesia menyiapakan 2 jenis pesawat yang digunakan untuk explore wisata nusantara, Salah satunya jenis pesawat Jet Bombardier JTR 1000 yang membawa kami dari Balikpapan menuju Berau. Di Bandara Berau baru ada 4 maskapai penerbangan yang masuk yaitu Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air dan Kalstar Air.



Dari Jakarta perjalanan menuju Balikpapan, setelah transit sekitar 1 jam di Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan, kami menuju Berau. Setelah sampai di Bandara Kalimaru, Tanjung Redeb, Berau kami sudah ditunggu kendaraan yang menjemput untuk menuju pelabuhan Tanjung Baru. Perjalanan dari Bandara ke pelabuhan Tanjung baru memakan waktu sekitar 2 jam. Jalannya sih beraspal dan tidak macet, beda dengan Jakarta yang macet dan polusi, kecepatan rata-rata mobil yang kami gunakan sekitar 70 – 80 km/jam. Selain naik turun, belok-belok bukit dan beberapa lubang yang sudah cukup lama akhirnya kami tiba di Pelabuhan Tanjung Batu.

Selama perjalanan menuju pelabuhan Tanjung Batu kami melihat Pohon Dayak, yang mana pohon tersebut menurut warga adalah milik suku Dayak. Pohon ini tidak boleh di potong atau diganggu oleh warga, kalau di potong/dirusak warga makan suku Dayak akan mengenakan denda kepada masyarakat (bisa sekitar Rp. 3 milyar). Di pohon ini banyak menghasilkan madu lebah, karena banyak lebah yang datang ke pohon itu.





Di Pelabuhan Tanjung Batu sudah menunggu speedboat yang akan membawa kami menuju Pulau Derawan. Karena kami sampai di Berau sore hari sekitar jam 5 sore waktu setempat, maka kami tiba di pelabuhan sudah malam. Malam itu cuaca cerah, perjalanan laut menuju Pulau Derawan ditempuh sekitar 20 – 30 menit. Boat langsung berhenti di penginapan kami yang menghadap/berada di atas laut. Malam itu kami langsung beristirahat.



Paginya kami menikmati matahari terbit dari depan kami sambil melihat penyu yang berenang sekitar penginapan sebelum keliling pulau-pulau untuk snorkeling. Pulau yang akan kami kunjungi adalah Pulau Maratua, Pulau Kakaban, Pulau Sangalaki dan Pulau Gosong Galau. Di pulau Derawan suku aslinya adalah suku Bajau.


Sunrise at Derawan island


1.PULAU MARATUA
Perjalan ke Pulau Maratua dari Pulau Derawan di tempuh sekitar 45-60 menit. Di pulau kita dapat melihat-lihat cottage yang di kelola oleh warga Malaysia. Tidak banyak penduduk yang tinggal di sekitar pulau. Jika ingin naik ke daratan/ke atas cottage yang dikelola warga Malaysia ini kita di kenakan biaya Rp. 30.000,- perorang (padahal Cuma lihat-lihat dan foto-foto lhooo). Emang sihhhh…. pemandangannya bagus. Kalaupun ada Cuma beberapa rumah saja. Karena ukuran pulau yang cukup besar di pulau ini ada pangkalan Angkatan udara, Cuma kami tidak bisa lihat lokasinya dan masuknya. Di pulau ini kami sempat snorkeling sebentar sebelum menuju ke Pulau Kakaban.








2.PULAU KAKABAN
Setelah menempuh perjalanan sekitar 10-15 menit dari Pulau Maratua yang lokasinya tidak jauh dari Pulau Kakaban. Pulau Kakaban adalah pulau karang yang di tengahnya terdapat danau air payau yang luasnya kalau gak salah diinformasikan sekitar 5 km. di danau ini hidup ubur-ubur yang tidak berbisa. Ubur-ubur yang hidup di danau ini ada 2 jenis, yaitu yang berwarna kuning kecoklatan dan bening. Pulau ini ada penjaganya, dan ada biaya retribusi yang dikenakan oleh pemda untuk kebersihan pulau. Menurut penjaga pulau yang kami ajak ngobrol, di pulau itu banyak burung yang suaranya besar seperti orang utan, karena awalnya kami kira ada orang utan di pulau itu. Selain itu di pulau ini masih banyak terdapat ular sawah dan biawak. Tidak ada penduduk yang tinggal di pulau ini selain penjaga. Kami snorkeling di pulau melihat ubur-ubur dan di sarankan tidak menggunakan fin pada saat berenang. Sebelum menuju pulau Sangalaki kami snorkeling di palung air dekat pulau karena di pulau ini memiliki palung air.

 Danau Kakaban

Berenang di Danau dengan Ubur-ubur

Ubur-ubur


 Pantai Pada saat air surut

 Pintu Masuk Pulau


Tanaman yang ada di Pulau



3.PULAU SANGALAKI
 Perjalanan dari Pulau Kakaban menuju Pulau Sangalaki ditempuh sekitar 15 menit. Kami mencari spot Manta (ikan pari hitam yang tidak berbisa). Dalam perjalanan menuju pulau kami sempat melihat Manta yang yang muncul tapi segera menghilang. Di pulau ini terdapat spot untuk Manta dan Penyu. Untuk Manta sendiri ada 3 spot. Jadi selain snorkeling pulau ini juga sering di datangi untuk diving. Sambil menunggu air pasang karena Manta biasanya keluar pada saat air pasang, kami berteduh dulu di pulau ini. Pulau ini ada cottage yang tadinya di kelola oleh orang .Jerman, namun saat ini sudah diambil alih oleh penduduk Indonesia dari Manado. Di tempat ini banyak di minati oleh warga asing, karena lokasinya yang privat dan pantainya tempat penyu bertelur, Pada saat snorkeling sayangnya kami tidak bisa menemukan Manta maupun Penyu walaupun kami sudah berenang di spot Manta.


Buah Pohon Pandan Berduri di sekitar Pulau




4.PULAU GOSONG GALAU
Pulau ini merupakan pulau pasir yang tidak jauh dari Pulau Derawan untuk menikmati sunset, setelah menempuh perjalanan dari Pulau Sangalaki sekitar 20 menit. Pulau pasir ini keren banget untuk tempat foto-foto dan berenang di pantai pasirnya. Sayangnya ukuran pulaunya sudah agak kecil karena air pasang pada saat kami datang dan agak kotor karena sampah kayu yang terbawa gelombang laut. Btw oke banget dehh utk foto-foto. Pulau pasir ini sering berubah tempat tergantung arah angin. Apa kata GALAU yang sering diucapin anak-anak ABG berasal dari pulau ini ya???? Karena nama pulau ini pastinya sudah lama daripada trend kosa kata ABG.



Hehehe….. Setelah capek berkeliling pulau dan snorkeling hingga sore menjelang malam, kami kembali ke penginapan untuk bersih-bersih sebelum makan malam di rumah makan milik penduduk di perkampungan pulau Derawan. Di sekitar perumahan penduduk, banyak terdapat toko klontong, rumah makan maupun toko souvenir. Tidak seperti toko-toko di kota Berau yang tutup pada jam 5 waktu setempat, di pulau Derawan toko-toko tutup larut malam. Setelah makan malam dan melihat-lihat area perkampungan kami kembali ke penginapan sambil menunggu penyu yang naik untuk bertelur.
Jejak Penyu


Selain pulau Sangalaki tempat bertelurnya penyu pada saat air pasang, pulau Derawan juga pantainya merupakan tempat bertelur penyu, lokasinya di pantai cottage PT BMI, walaupun jumlah penyu yang naik ke pantai untuk bertelur di Pulau Derawan tidak sebanyak Pulau Sangalaki. Di Pulau Sangalaki, penyu yang naik untuk bertelur bisa sekitar 15 ekor, paling sedikit 7 ekor yang naik, Sedangkan di Pulau Derawan hanya sekitar 5 ekor, Penyu-penyu ini di lindungi oleh pemerintah dan WHO, makanya di Pulau Derawan dan Pulau Sangalaki ada petugas yang bertugas mengawasi penyu-penyu yang naik untuk bertelur. Penyu-penyu ini sudah di register, dan terdata terpantau di satelit. Untuk yang ingin melihat penyu bertelur agar berada jauh pada saat penyu mulai naik ke pantai dan tidak menyorotin sinar kearah penyu, karena apabila ada sinar biasanya penyu itu akan kembali ke laut/tidak jadi naik ke pantai. Setiap penyu yang setelah bertelur di data no register, waktu bertelur dan jumlah telurnya. Setelah penyu bertelur dan pergi saat air laut surut, sekitar 1 jam kemudian telur-telur penyu itu di gali oleh petugas untuk di tetaskan di tempat yang terlindung dari predator maupun manusia yang ingin mengambil telur penyu untuk di jual. Setelah menetas, penyu-penyu kecil di registes dan dilepas ke laut oleh petugas...



           Menyaksikan penyu bertelur