Jumat, 07 Juni 2019

LABUAN BAJO - KOMODO

Kali ini mau ambil sisa cuti th 2018 yang masih ada...lumayan sih 6 hari kerja sebelum masa berlakunya hangus. Berhubung passport dalam masa tenggang 6 bulan dan harus di perpanjang sekalian cuti digunakan untuk perpanjang passport. setelah di cocokkan dengan jadwal ujian anak yang kebetulan tahun ini lulus SMA dan mau masuk perguruan tinggi, cuti di ambil setelah anak mengikuti ujian UTBK gelombang 2.

Sebelumnya bingung mau berlibur kemana. ada tiga pilihan yang menarik yaitu Raja Ampat, Sumba dan Labuan Bajo. Pengennya sih ke Raja Ampat tapi setelah di cek harga tiket pp nya mahal banget....yang paling murah sekitar Rp 7 jtan....udah bisa jalan jalan ke luar negeri itu. Padahal cuma untuk trip 3 hari 2 malam.

Akhirnya melirik ke Sumba, tapi berhubung request dari anak pengen snorkling untuk resfreshing setelah setiap hari les dan mengikuti ujian, akhirnya destinasi Sumba batal. Dipilihlah Labuan Bajo sekalian ke pulau Komodo yang dapat beritanya bahwa pulau komodo akan di tutup sementara (selama 1 tahun). Jadi sebelum di tutup di kunjungin dulu....masa kalah sama orang bule yaaaa...😁😁😁

Yesss.....akhirnya memulai perjalanan dengan menggunakan Citilink direct Labuan Bajo jam 6.00 pagi.. Kebayangkan.... bangun jam 2.30 pagi...jam 3.00 dah otw Kp. Rambutan nunggu damri pertama jalan.
Perjalanan memakan waktu +/- 2 jam. Dengan cuaca yang baik.

Tiba di Bandara Udara Komodo yg bangunanya sudah bagus. Mmm jangan lupa foto dulu di bandara. Dari bandara kami langsung menuju tempat wisata Batu Cermin yang menurut cerita pantulan sinar matahari yang masuk ke dalam goa bagaikan cermin.

Pintu masuk "Batu Cermin"

Menuju goa berjalan sekitar 100 m di kiri kanan banyak ditumbuhin pohon bambu. Jangan lupa kalau kesini bawa autan ya karena banyak nyamuk. Saya gak kepikiran bawa autan padahal di koper ada. Untung ada Guide turin yang datang kesini juga menyiapkan autan... di share ke saya & anak saya..😀

Foto_foto di dalam Goa Batu Cermin, kita juga masuk sampai ruangan dalamnya...pakai topi yang seperti di tambang/konstruksi dan dengan gaya menunduk karena rendahnya lubang masuk. Di dalam goa juga terdapat kelelawar kecil dan beberapa fosil batu karang maupun ikan.

Menuju pintu keluar kita mampir di Batu Payung, sebutannya seperti itu karena menurut orang-orang disana batu tersebut mirip dengan payung. Tapi kalau saya liat sih malah seperti jamur ya....😁😁😁



Sebelum lanjut perjalanan, kami makan siang di Rumah Makan Bangkalan, yang menyediakan Sate ayam dan Soto. Selain rasanya enak, harganya juga lumayan murah untuk standard harga di Labuan Bajo. Satenya sih kecil-kecil tapi tidak berlemak...sepertinya menggunakan ayam kampung. Setelah kenyang kami lanjut jalan menuju Bukit Silvia.

Ditengah jalan kami berhenti dulu untuk foto Kota Labuan Bajo dan dermaganya.


"Bukit Silvia" sendiri tidak terlalu tinggi tapi tetap saja bagi saya ngos-ngosan naiknya, selain itu berasa panas (walaupun saat itu matahari tidak terik) karena tidak ada pohon-pohonan dan jalan yang agak berpasir. Jadi hati-hati melangkahnya kalau tidak bisa terpleset. Gunakan alas kaki yang nyaman dan tidak disarankan untuk menggunakan hanya sendal jepit. Jalannya jalan setapak yang tidak beraturan.

 Pemandangan dari atas bukit...terbayar capeknya naik bukit.

Pemandangan Labuan Bajo dari atas Bukit Silvia" 
Setelah dari Bukit Silvia, supir menyarakan ke "Goa Rangko" yang memakan waktu perjalanan 15 menit  menuju pantai dan 15 menit perjalanan menggunakan boat menuju lokasi, tapi berhubung hari sudah cukup siang dan saya sangat capai karena kegiatan sebelum menuju Labuan Bajo, anak saya juga minta istirahat di hotel saja. Akhirnya kami diantar ke hotel sebelum sore sebelum makan malam kami akan Coffee Time. Kami cuma memiliki waktu 2,5-3 jam untuk istirahat sebelum supir jemput jam 5 sore. Rencana sebelum coffee time kami mau jalan-jalan ke demaga di belakang hotel (milik hotel). Kami menginap di "Hotel La Prima".

 Kamar hotel yang cukup besar dan nyaman

 Fasilitas kolam renang hotel yang cukup nyaman

 Pemandangan Fasilitas hotel/halaman belakang dari teras Lobby

 Pemandangan hotel dari Arah Dermaga milik hotel

Foto sore hari di Dermaga La Prima Hotel

  
Kami menuju "La Cecile Hotel" untuk Coffee Time di cafe nya sambil menikmati sore hari, melihat sunset. Pemanadangan dari teras Cafe bagus karena lokasi berada di atas bukit ditengah kota.

Pemandangan Sunset di Labuan Bajo

Coffee Time sambil menikmati sunset.

Setelah itu kami menuju "Kampung Ujung" untuk makan malam. Lokasi berada dekat Marina. Disana dijual makanan Sea Food seperti warung tenda yang adanya malam hari, namun lokasi ini tertata dengan rapih dibuat oleh pemerintah daerahnya.

Seafood yang dapat dipilih sebelum dimasak. Namun harga yang ditawarkan cukup mahal. Harga ikan Kuwe bakar + Nasi + Lalapan dan minum Aqua dihargain Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah) dan untuk kepiting yang saya tanya harganya Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah). Untuk Lobster sendiri dihargai per ons sekitar Rp. 350.000,-/ons dengan alasan lobsternya great 1 (yg untuk eksport). Pokoknya mahal.
Kalau di pikir lebih enak makan di hotel, harganya standard dan rasanya juga enak. dengan harga tadi kita sudah bisa makan beberapa menu.

Suasana Kampung Ujung menjelang jam makan malam.

Hari berikutnya jadwal kami ke Pulau Padar, Pink Beach dan Pulau Komodo. Sebelumnya kami pesan ke Hotel kalau kami breakfast lebih pagi mengikuti tamu yang sedang puasa karena masih pada bulan puasa (bisa juga sih minta di kotakin). Kami dijemput supir jam 5 pagi untuk menuju dermaga.

Model kapal yang menuju Pulau cukup menarik... di dalam kapal kursinya seperti kursi teras..jadi nyaman duduknya untuk perjalanan uang cukup panjang. Dilengkapi dengan  termos air panas, teh, kopi, gula & tissue, serta beberapa sisir pisang yang dapat dinikmati sepuasnya selama perjalanan.


Suasana ramai di kapal pada saat perjalanan. Untuk wisatawan asing lebih senang duduk dan berjemur di atap kapal (saya lupa fotonya).

Pulau pertama yang dikunjungi adalah "Pulau Padar". Perjalanan di laut memakan waktu sekitar 3 jam.


Pemandanga Pulau Padar dari tengah laut. Posisi kapal masih harus berputar ke balik bukit tersebut.


Tangga-tangga menuju puncak bukit tertinggi. Tetap saja melelahkan untuk saya karena tingginya tangga juga tidak beraturan. Bagus bawa sepatu olah raga karena jalanannya juga agak berpasir dan berbatu. Semakin keatas jalannya semakin kecil dan pijakannya berupa batu. Untuk pegangan mencari-cari posisi batu dan pijakan yang memungkinkan.... Beda sama anak muda atau Laki-laki, mungkin bagi mereka mudah...kalau untuk ibu-ibu sangat melelahkan.

Pemandangan dari tengah bukit. Dibawah bukit kecil ini ada dermaga tempat bersandar kapal kami. Walaupun hari masih termasuk pagi tapi panasnya juga lumayan. Jadi jangan lupa bawa topi dan sun block ya.

Pemandangan Favorite pengunjung ditempat ini. Dari atas sini dapat dilihat 3 pantai dengan 3 warna. Sebelah kanan tempat dermaga pantainya dengan pasir warna putih, sebelah kiri pantai dengan pasir warna hitam, di atas (belakang) pantai dengan pasir warna pink.

 
Pemandangan dari atas bukit

Pemandangan dari atas bukit yang sangat indah. Terbayar capek mendakinya...😁😁
Kami cuma punya waktu 1 jam di Pulau Padar dari mendaki, foto-foto sampai kembali ke kapal, karena akan melanjutkan perjalanan menuju ke Pink Beach. 

Perjalanan kapal menuju "Pink Beach" sekitar 45 menit.

Pantainya lebih Pink dari Pink Beach yang ada di Lombok. Warna Pink berasal dari pecahan terumbu karang yang berwana merah/pink.

Di Pink beach ini kami sempat snorkling sebentar sebelum melajutkan perjalanan ke Taman Nasional Pulau Komodo. Pulau yang ada Komodonya ada beberapa namun yang dapat dikunjungin hanya ada 2 pulau yaitu Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Perjalanan kapal menuju pulau komodo sekitar 1 - 1,5 jam.
 
Dermaga dari arah Pulau

Dermaga "Taman Nasional Pulau Komodo", cukup panjang dan bagus. Lagi-lagi kalau tidak bawa topi cukup panas juga jalan menuju pintu masuk pulau atau sebaliknya.
Pintu masuk Pulau Komodo

Para Ranger yang sedang mengawasi Komodo diantara pengunjung. Untuk pengunjung agar mematuhi aturan yang sudah diinfokan sebelumnya. Idealnya 1 Ranger mengawasi 5 pengunjung (info dari rangernya ya). Untuk wanita dewasa yang sedang datang bulan dilarang mengunjungi tempat ini. Jadi kalau mau datang kesini perhatikan jadwalnya dulu ya.

Salah satu pojok di dekat Cafe Komodo. Sebelum kembali ke kapal. Disini juga kita masih bisa foto dengan komodo yang ada dekat Cafe.

Foto dulu sebelum pulang di bantu foto oleh rangernya karena posisi kita tidak boleh berada di depannya karena berbahaya.

Perjalanan pulang ke Labuan Bajo sudah cukup sore. Walaupun melelahkan kami puas karena menikmati perjalanan ini. Cuma anak saya saja yang tidak puas karena snorklingnya cuma sebentar.

 
Melihat Sunset dari tengah laut



Di tengah laut kami menikmati pemandangan Sunset yang cantik, kami tiba di dermaga sudah malam (sekitar jam 7 malam).

Keesokan harinya planning kami masih tetap ke Pulau Padar dan Pulau Rinca. Tapi anak Sholeh ada aja rejekinya, tiba-tiba  pemilik kapal menawarkan untuk sorkling saja, rupanya semalam dia kontak saya untuk merubah jadwal saya tapi tidak nyambung. Karena dia liat jadwal saya, ybs bilang Pulau Rinca sama saja dengan Pulau Komodo dan saya sudah kesana kemarin termasuk Pulau Padar. Akhir nya kami dikasih kapal sendiri untuk menuju 3 pulau yaitu Pulau Manajite, Pulau Kelor dan Pulau Kanawa.

Perjalan kali ini tidak selama perjalanan sebelumnya karena pulau yang di tuju cuma setengah perjalanan Pulau Komodo.

"Pulau Manjarite" 

Pulau Manjarite adalah pulau milik Ayana dan akan dibangun resort. Pulau ini masih kosong jadi pas datang pagi hari serasa pulau pribadi. Namun di pulau ini sdh ada dermaganya. Untuk snorkling juga cukup menyenangkan karena banyak ikan-ikannya di sekitar dermaga.

Dermaga di Pulau Manjarite

Snorkling di Pulau Manjarite

Selanjutnya kami menuju "Pulau Kelor" untuk destinasi snorkling ke 2. Di pulau Kelor ada bukit kecil yang bisa di daki kalau kita mau ke atas, namun jalannya jalan setapak, tidak terlalu tinggi tapi tetap saja dengan jalan setapak jalannya pasti ngos ngosan untuk saya.
Di pulau ini ada pedagang kelapa dan souvenir yang di jual oleh penduduk yang datang menggunakan kapan ke pulau ini. Jadi kalau haus dan kepingin minum air kelapa bisa beli dari penjual.

Sempat foto-foto keren di Pulau Kelor

 
Di Pulau Kelor kami berenang cukup lama, airnya jernih...kami snorkling ke arah tebing....menyenangkan..karena kami datang bukan siang hari, karena kalau siang hari pulau ini ramai oleh pengunjung.

Selanjutnya kami menuju "Pulau Kanawa". Pulau ini sudah ada resortnya, namun pengunjung boleh datang untuk snorkling dan main di pulau. Di Pulau ini spot yang bagus untuk Snorkling karena ikan dan karangnya bagus-bagus. Kapal kami bersandar di dermaga dikenakan biaya Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) oleh pengelola pulau. Tapi oke lah karena kami juga tidak dibatasin waktunya, selain itu kami bebas main di pantainya pulau. Atau kalau mau ke toilet juga di perbolehkan.

Di Pulau Kanawa ada ayunan yang di sediakan untuk yang menginap di resort maupun untuk pengunjung. Keren juga untuk foto-foto.

Foto tulisan "Welcome Kanawa" yang ada di samping front desk resort.

 Di bawah pohon ada kursi-kursi pantai yang dapat di sewa oleh pengunjung apabila ingin bersantai di bawah pohon. (lupa saya harganya kalau gak salah Rp.10.000-Rp50.000  untuk satu kursi pantainya.

Pantai di Pulau Kanawa warnanya agak-agak pink

 
Air Laut yang Jernih di di dermaga Pulau Kanawa

Banyak ikan kecil di sekitar dermaga. di Pulau ini kami puas snorkling sampai agak ketengah. Untuk batu karangnya juga bagus-bagus.

Foto bawah laut, berhubung resolusi kameranya tidak terlalu bagus. Tapi lumayan lah yaa...

Setelah puas snorkling di 3 pulau kami kembali ke Labuan Bajo dan sampai siang hari sekitar jam 2 dan supir sudah dikabarin untuk jemput di dermaga, setelahnya kami ke hotel untuk bersih-bersih, sebelum siap-siap makan malam sore hari. 

Karena waktunya masih cukup sampai jam makan malam, rencana pengen coba Coffee Time ke Ayana Resort atas rekomendasi teman dadakan di Labuan Bajo yang berasal dari Jakarta. Mereka lagi tugas di sana. Setelah tanya dengan supir ternyata dikenakan charges lagi untuk sewa mobil karena area Ayana bagi mereka adalah area luar kota...walaupun jarak dari Kampung Ujung tidak terlalu jauh. sekitar 3-4 km. Saya tanyakan ke front desk untuk taxi, ternyata di saya tidak ada taxi resmi seperti di kota besar. Tarif sekali jalan Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah), dan untuk menunggu dikenakan charge sekitar Rp. 100.000,-. Jadi kalau pulang pergi + nunggu berarti Rp. 300.000 (dua ratus ribu rupiah). Mahal banget ya...

Ahhirnya saya nego sama kendaraan yang pakai selama saya di Labuan Bajo. Deal Rp. 200.000 (dua ratus ribu) di tungguin sekalian lanjut makan malam. Akhirnya kami menuju Ayana, sambil lewat saya jemput teman yang nginap di Hotel Labuan Bajo, karena ybs dinas disana selama 1 bulan.

Pemandangan dari Lobby Ayana Resort yang keren

Berhubung teman saya ada kenalan di Ayana, kami diajak berkeliling sampai dermaga. Jujur kalau waktunya panjang saya juga pengen spa di Ayana. Mungkin kalau ke Labuan Bajo lagi sama keluarga pengen juga nginap disini. Di Ayana resort juga cocok untuk pengantin baru yang honeymoon. Pemandangannya keren dan Romantic.

 
Di dekat dermaga ada spot berbentuk hati di belakang kursi pantai bagi tamu resort yang ingin bersantai.

Pemandanga Ayana Resort dari dermaganya

View keren untuk foto-foto di dermaga

 Bertiga kita foto di jembatan "Dermaga Ayana"

Sunset dari Cafe di Ayana Resort yang lokasinya di samping Lobby

Suasana Cafe menjelang malam hari 

 
View outdoor Cafe dengan lampion-lampion yang membuat suasana menjadi Romantic.

Coffee Popcorn dan Ice Chocolate yang di sediakan Cafe Ayana

Tampilan snack yang menjadi Compliment dari Cafe Ayana

Setelah menikmati Coffee Time sambil menikmati sunset kami lanjut makan malam di Kampung Ujung.
Menikmati ikan bakar di Kampung Ujung

Berhubung 2 hari kegiatan padat jadi keesokan harinya saya dan anak memilih bersantai di hotel sebelum kembali ke Jakarta. Jadwal pesawat kami siang hari yang langsung ke Jakarta (gak pakai transit di Denpasar yaaa).

Setelah Breakfast bersantai dulu di pinggir kolam menikmati semilir angin sambil baca-baca novel

Siangnya sebelum kembali ke Jakarta, saya mampir membeli oleh-oleh...berhubung Sovenir yang saya liat tidak ada yang menarik. Di rekomendasikan oleh supir untuk ikan asin khas Labuan Bajo yang dapat dibawa untuk oleh-oleh orang rumah. Jadilah kita mampir ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di dekat Kampung Ujung.
 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Labuan Bajo yang tempatnya cukup bagus dan bersih. Tapi hati-hati ya kalau beli ikan disini...gak disini saja sih...di tempat lain juga banyak... pedagang ada yang curang. Saya Coba nawar Ikan Asin Cara yang merupakan khas dari Labuan Bajo, Awal di buka harga Rp. 50.000/kg. saya nawar 25.000, setelah akhirnya deal  membeli 5 kg ikan mulailah pedagang menimbang ikan tsb. Tapi yang saya lihat timbangan bukan mulai diangka nol melainkan mulai di angka 2 kg... begitu saya tanyakan pedagang tersebut ngomong macam-macam lah... Akhirnya saya marahin itu pedagang... bikin esmosi jiwa ya...    akhirnya berkeliling saya dapat di distributornya...pedagang lain ambil ikan asin di tempat ini dan harga deal yang saya bayar Rp. 35.000,- / kg. Penjualnya juga langsung packing rapih supaya bisa dibawa dan diterima pihak penerbangan.
Selain itu saya juga beli ikan teri khas sana bentuknya agak besar-besar dan hitam rasanya enak...cuma asin juga. harga Rp. 40.000/kg.

Setelah sampai di Jakarta saya coba ikan Cara dipasangkan dengan bubur Manado...mmm...nikmat banget.

"Ikan Cara" bentuknya pipih

 Setelah itu kami lanjut membeli kue khas Flores di Toko Kue Theresa. 

 
"Kue Kompiang" khas Labuan Bajo yang diatasnya ditaburi wijen ada yang tanpa isi, yang dengan isi ada yang diisi tuna atau daging. Saya pribadi dan anak lebih suka yang tanpa isi. Rasanya gurih cocok untuk teman ngeteh sore hari. Kue ini seperti roti yang ada pada menu breakfast di hotel. Nikmat kalau panas-panas di colek ke butter. Harga kue Kompiang yang tanpa isi Rp. 1.000/bh, sedangkan yang isi harga Rp. 5.000/bh, 

 Setelah membeli Kue kami mampir siang  di "Restaurant Kellan". yang lokasinya tidak jauh dari Toko Kue Theresa. Karena pas datang tadi kami melewati restauran ini. Ternyata yang punya orang dari Jakarta juga. Makanan yang disediakan jenisnya tidak terlalu banyak, seperti Chinese Food, tapi rasanya Enak. Selain itu Halal. Untuk harga tidak jauh dari Jakarta...standard ...seperti kalau kita makan di Ta Wan Restauran atau Imperial Kitchen.
Puaslah makan disini. Saya coba pesan Ayam Koloke khas restoran tsb dan Capcay Goreng. Enak....

Tampak depan Restauran Kellan

Sebelum masuk Bandara kami mampir di Toko Souvenir Exotic membeli kopi khas Flores untuk Oleh-oleh yang lokasinya ada di depan/sebrang bandara. Di toko ini menjual Souvenir seperti mutiara, kain tenun, kaos, kopi, madu, dll. Untuk Kain tenun menurut saya sih harganya mahal padahal yang jenis biasa. yang biasa saja bisa ratusan ribu...mending beli di Thamrin City...sama saja dan bisa pilih gak di satu toko saja. Kalau kain tenun yang agak bagus dihargain juataan. Jadi pilihan saya hanya membeli kopi saja.


Akhirnya tibalah kami kembali ke Jakarta.