Selasa, 04 Oktober 2022

SUMBA


Kali ini cuti mau ke Sumba.. setelah sekiana lama tidak jalan-jalan. Kali ini trip hanya berdua sama Anak karena masih kuliah online dan ada liburnya.

Perjalanan akan dimulai dari Sumba Barat Daya. Jadi harus ambil penerbangan ke Bandara Tambolaka. Pulang melalui Sumba Timur, penerbangan melalui Bandara Waingapu

Penerbangan ke Bandara Tambaloka hanya ada 2 penerbangan dalam sehari. Dan semuanya pagi hari. Akhirnya saya ambil penerbangan paling pagi jam 5.30.


Terpaksa deh subuh-subuh sudah berangkat ke bandara. Penerbangan yang ada semuanya pagi. Planningnya 5 hari 4 malam di Sumba. Pada saat pulang extend 1 malam di Bali.  Ya karena pulang pergi harus transit di Bali.

Jam 3 pagi kami di drop ke Damri. Haha... subuh banget ya saingan sama yg ronda๐Ÿคญ๐Ÿคญ.

Sampai bandara antri bagasi mumpung belum penuh. Masih bisa santai ngupi cantik dan sarapan pagi sebelum naik pesawat. 

Kali ini naik pesawat baling-baling, bukan baling-baling bambu lho..๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€๐Ÿ˜‚

Transit 1 jam di Bandara Ngurah Rai, Bali.

1. SUMBA BARAT DAYA
Tiba di Bandara Tambolaka siang hari. Bandara masih merupakan bangunan lama.
Pengambilan barang juga masih yang lama.

Sebelum melanjutkan makan siang di Hotel Sinar Tambaloka, lokasinya tidak jauh dari bandara. Rasa masakannya enak, ternyata kokinya dari di Import dari Bali๐Ÿ˜€.
Setelah kenyang makan siang, kami lanjut perjalanan. Perjalanan menuju pinggiran kota melewati jalan yang di kiri kanannya semak-semak. Pas malam lumayan seram karena tidak ada penerangan jalan. Jadi harus sama supir yang berpengalaman.

Kalau di sepanjang jalan kita lihat batu/bangunan kotak di dekat rumah, itu adalah makam (Batu Kubur) ya.

Hari Pertama kami mengunjungi lokasi wisata yang berada di Sumba Barat Daya, yaitu :

a. Desa Ratenggaro
Rumah adat yang masih benar-benar asli/tradisional. Lokasi juga di pinggir pantai (saya lupa foto area pantai karena saat itu ada acara adat).  
Rumah adatnya terbagi menjadi 3 bagian yaitu : 
-  Bagian bawah utk ternak, 
- Bagian tengah utk tempat tinggal,  sedangkan dapur berada tengah-tengah rumah dengan posisi lurus dibawah kerucut yang berada  pada atas atap.
- Bagian atas digunakan untuk menyimpan hasil panen. 
Di dalam 1 rumah tinggal 2-3 keluarga. Dan mereka menggunakan 1 dapur yg ada di tengah-tengah rumah.

Masuk ke kampung ini kita dikenakan Parkir Rp. 25.000,-/mobil

2. Danau Weekuri
Lokasi Danau tidak jauh dari Desa Ratenggaro. 

Berhubung hujan kami sempat menunggu di parkiran hingga hujan reda. Pada saat Swafoto sempat hujan lagi sehingga harus berteduh. Sebenarnya pengen berenang lihat air yang jernih, cuma karena hujan tidak ada yang berenang. 

Disini juga banyak anak-anak yang menawarkan untuk jadi pemandu jalan dan membantu kita foto-foto dengan memberikan mereka bayaran. Foto yang mereka ambil bagus-bagus lho. Ternyata supir saya sering kesini dan mengajari anak-anak cara mengambil foto.
Untuk Parkir dikenakan Rp.20.000,-/mobil

3. Pantai Mandorak
Area ini di miliki orang Prancis yang menikah dengan orang Bali. Dia area ini sebelumnya ada Villa yg disewakan, namun saat ini sudah tidak terurus. Pantai termasuk di area Villa. Sebenarnya ini pantai Privat, namun banyak pengunjung yang datang melihat keindahan pantai ini.

Pantainya berwarna Pink. Pengunjung/turis dapat  masuk ke area ini dengan dikenakan retribusi yang di hitung per mobil.
Untuk Parkir Rp. 50.000,-/mobil

Villa tempat tinggal pemilik.

Sebelum menuju hotel, kami makan malam dulu di "Dapur Sumba" yang lokasinya masih di sekitar "Bandara Tambolaka".
"Dapur Sumba"
Menu makan malam ada sayur bunga pepaya. Masakannya enak karena yang masak lagi-lagi koki dari Bali.

Setelah kenyang kami menuju "Hotel Mario" lokasinya berada di pinggir pantai. Perjalanan ke hotel lumayan jauh dan lagi-lagi melalui jalan semak-semak yang tidak ada penerangan jalannya dan tidak ada penunjuk arahnya juga. Kalau pendatang bisa tersesat ๐Ÿคฆ

Hotel Mario dengan nuansa Bali dan memiliki Private Beach.
Setelah sarapan pagi, saya sempatkan jalan ke pantai sebelum melanjutkan perjalanan. Kami hanya semalam di hotel ini.
Pemandangan Hotel dari Pantai. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan berikutnya ke Sumba Barat. Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam an dari hotel.

Jalan keluar dari Hotel menuju kota, kiri kanan jalan semak dan kebun.

B. Sumba Barat

Di Sumba Barat kami akan menuju ke 3 lokasi, yaitu :


1. Prai Ijing (Kampung Besar)
Kampung adat ini sudah ada bangunan modernnya dan di rawat.

Gerbang menuju lokasi, disini juga tempat parkir mobil.

Lokasi agak di bukit. Kita bisa berfoto dari atas, di tempat yang sudah disiapkan sehingga dapat mengambil foto yang cantik.

Rumah adat dari dekat

Disini kita dapat menyewa baju adat untuk berfoto. Biaya sewa Rp. 50.000,-/org
Selain itu agak keatas ada rumah tempat tinggal penduduk, kita juga bisa lihat-lihat disini. Anak-anak di desa ini sopan-sopan karena mereka mendapatkan pendidikan sekolah.

Tiket masuk ke Prai Ijing per orang Rp.20.000, dan untuk parkir mobil Rp. 10.000

2. Air Terjun Lapopu
Air terjun ini berada dalam perlindungan Kementrian Perhutanan. 
Jalan menuju lokasi air terjun.

Dari lokasi parkir mobil menuju air terjun tidak jauh cuma 5 menit perjalanan dan tidak membuat kita capek.
Aliran air terjun. Kita melewati jembatan bambu.

Jembatan bambu yang dibuat oleh penjaga air terjun

Foto air terjun dari jembatan.
pemandangan alam yang indah
Mau berenang nyebrang ke lokasi bawah air terjun kami di bantu bapak penjaga air terjun yang mendampingi kami. Dia yang mengarahkan kami berenang dari arah mana karena air agak deras. 


Untuk bantuannya kami memberikan biaya tambahan sukarela. Saya berikan Rp 50.000,-  untuk membantu berenang ke bawah air terjun.

Di dekat parkiran mobil di sediakan kamar mandi untuk bilas dan ganti baju, tidak dikenakan biaya.

Habis berenang kami makan siang kotakan yang sudah disiapkan saat berangkat sambil minum air kelapa muda yang dijual masyarakat di dekat parkiran mobil. Harga kelapa muda Rp. 10.000,-/ buah.

Untuk masuk ke "Air Terjun Lapopu" dikenakam tiket per orang Rp. 5.000,-, sedangkan untuk parkir mobil dikenakan biaya Rp.10.000,-
Untuk biaya Guide lokal Rp. 35.000,- per group untuk mengantar turun ke Air Terjun.

3. Sunset di Bukit Wairinding

Setelah puas berenang, kami melanjutkan perjalanan ke arah Sumba Timur. Perjalanan dari Air Terjun Lapopu menuju Bukit Wairinding membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam perjalanan dengan melewati Taman Nasional dan bukit-bukit. Jalannya juga berbelok-belok.
Disini ada yg sewain kain utk foto-foto dan ada juga kuda. Tempat penyewaan ada di dekat parkiran mobil. 
Berhubung saat kami sampai matahari sudah hampir tenggelam, jadi kami buru-buru naik ke bukit (naik tangga). Jadi tidak sempat sewa kain atau kuda. Jadi tidak tahu berapa harga sewanya.
Pada saat kami kembali ke mobil matahari sudah tenggelam.

Kami melanjutkan perjalanan menuju Sumba Timur (Kota Waingapu). Sebelum menuju hotel kami makan malam dulundi "Kedai Se'i Babi Karunia". Sebelumnya kami sudah diinfokan dan ditanyakan apakah ada pantangan. Berhubung tidak ada pantanga ya.. cuss lah kita makan makanan Non Halal.
Setelah kenyang makan malam kami langsung menuju Hotel yang lokasinya agak kepinggir kota dan di bukit. Kami menginap di 
"Morinda Hotel & Villa".
Pemandangan bukit dan sungai
Pemandangan di pagi hari dari teras kamar hotel.
Pendopo tempat front desk dan restauran hotel
Sarapan pagi dengan suasana pemandangan alam membuat kita fresh.
Menu yang disiapkan oleh hotel
Sisi lain pendopo, sarapan pagi dengan view pemandangan yang berbeda
Di hotel ini ada Pohon Sakura, jadi kalau mau lihat bunga sakura tidak usah jauh-jauh ke Jepang .

Di hotel juga ada aktivitas yang bisa di booking sebelumnya, seperti: 
- Tracking, dikenakan biaya Rp. 100.000,- pee orang 
- Perahu, menyusuri sungai di kenakan biaya Rp. 450.000,-/perahu sudah  termasuk guide & kendaraan yg membawa perahu. 

Kegiatan dilakukan jam 05.00 pagi hari sekalian melihat & foto sunrise.

Pada saat tiba di hotel saya sudah booking untuk berperahu, tapi apa daya keesokan paginya hujan deras cukup lama dan tidak terlihat sunrise sehingga saya batal berperahu.

Setelah sarapan pagi kami lanjut perjalanan di Sumba Timur selama 2 hari.

C. SUMBA TIMUR
Sebelum memulai perjalanan kami mampir ke tempat kerajinan tenun Sumba.
Tenunannya bagus-bagus tapi harganya mahal banget. Sayang kalau dibeli gak dipakai. Harga bisa Rp. 5 jutaan paling murah.

1. Bukit Hiliwuku
Setalah melakukan perjalanan ke pinggiran kota dan melewati beberapa bukit dan savana maka kami sampai di Bukit Hiliwuku yang menjadi spot foto seperti bukit hijau telletubies. Disini anginnya kencang. Bisa juga kalau mau turun ke bukit. Tapi karena ngebayangin naik ke bukitnya akan ngos ngosan....jadi nggak yahhh๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚
Pemandangan bukit
Pemandangan bukit yang cantik

2. Air Terjun Waimarang
Perjalanan menuju air terjun lumayan jauh. Tiba di lokasi kami duduk di balai-balai yang ada di depan warung  dan parkiran mobil sambil makan siang kotak yang sudah disiapkan pada saat berangkat. Disini ada 1 warung saja yang juga tempat penjaga. Bisa sambil ngopi atau teh.

Untuk Tiket masuk ke Air Terjun dikenakan biata Rp.20.000,-/orang.  
Di dekat warung juga ada kamar mandi yang bersih untuk ganti baju dan bilas, dikenakan biaya Rp.5.000,-/orang
Menuju air terjun harus turun ke bukit.  Kami harus traking sekitar 30-40 menit.

Pada saat makan siang di parkiran saya ketemu orang kantor tapi beda divisi/lokasi. Jadilah kami traking bareng.
Sampai di air terjun yang seperti kolam renang. 

3. Sunset Pantai Walakiri (optional.krn air pasang)
Dari air terjun kami mencoba untuk segera menuju Pantai Walakiri, namun mendapatkan info bahwa air pasang sehingga tidak bisa kesana. Ada 4 mobil yang akan kesana juga.  Akhirnya tidak ke Pantai Walakiri. Supir yang membawa kami menginformasikan kalau ke Pantai Walakiri untung-untungan, karena saat air pasang biasanya waktunya cukup lama bisa sekitar 2 mingguan.

Akhirnya kami menuju ke kota kembali. Jarak 1 lokasi ke lokasi yang lain cukup jauh.

Sebelum kembali ke hotel kami makan malam di "Pelabuhan Rakyat". Disini kami makan sea food.

Ramai juga yang makan disini
Hidangan laut yang disediakan

Hari berikutnya kami masih menjelajahi Sumba Timur, dan rute kami ke :

1. Savana Puru Kambera
Pagi hari kami mulai perjalanan ke arah luar kota melewati perbukitan dan banyak padang savana. Selama di Sumba jarak 1 lokasi ke lokasi lainnya cukup jauh.
Foto dulu di spot Savana dan terlihat lautan. 
Perjalanan melintasi Savana, foto dulu dong untuk kenang-kenangan

Setelah itu kami langsung menuju ke lokasi Air Terjun Tanggedu. Di perjalanan sempat gerimis. Untungnya pas sampai lokas cuaca cerah.

2. Air Terjun Tanggedu
Sampai di lokasi, untuk menuju lokasi tidak bisa menggunakan monil. dari tempat parkir mobil ke lokasi harus jalan kaki lumayan jauh. Untuk menghemat waktu kami sewa motor/Ojek untuk mengantar ke pintu masuk Air Terjun. Sewa Ojek Rp. 50.000,-/orang pulang pergi. 

Sebelum ada jembatan diinfokan bahwa orang yang mau menuju lokasi harus hiking turun dan naik bukit +/- 2 jam. 



Sampai di pintu masuk Air Terjun. Di belakang papan kita tinggal turun tangga permanen ke bawah. Sekita ada pendopo untuk istirahat dan yang jualan makan dan minuman, juga kelapa muda. Harga kelapa muda Rp. 10.000,- sd Rp. 20.000,- per buah (saya lupa harga pastinya).

Setelah turun ada 2 spot foto yang bisa menjadi latar dan ada juga tempat permandian agak keatas. Untuk di air terjun yang ada di foto diliarang berenang karena arusnya deras.
Untuk menuju lokasi ini dari arah tangga melewati jalan setapak yang licin dan harus hati-hati. Makanya kami lepas sepatu dan jalan harus napak pelan-pelan.
Sisi lain air terjun tidak selicin sisi spot sebelumnya.
Pemandangannya cukup mengagumkan


Untuk Tiket masuk ke Air Terjun dikenakan biaya Rp. 20.000,- per orang. Untuk parkir mobil dikenakan biaya Rp.10.000,-/mobil. Tiket dibayar di pintu masuk parkiran.

Setelah puas foto di air terjun (kami tidak berenang) dan minum kelapa kami menuju Bukit Tenau untuk melihat Sunset.

Dari air terjun kami akan makan siang dulu dengan makanan kotak yang kami bawa sebelumnya di pinggir "Pantai Puru Kambera". Sambil menikmati pemadangan laut.
diperjalanan sempat mampir di lokasi ini untuk foto-foto. Lokasi Air Terjun dibelakang bukit-bukit ini.


pinggir pantai tempat kami parkir. Sebenarnya kalau nggak tengah hari dan tidak terik matahari, pengen main air di pantai.
Selama di perjalanan banyak ditemui pohon sakura. Infonya bulan September bebunganya sehingga jalanan menampilkan suasana yang berbeda dengan bunga sakura di sepanjang jalan.

3. Sunset Bukit Tenau
Menjelang sore kami sampai di Bukit Tenau. Kami ambil lokasi yang lebih ke atas. Pemandangan bukit hijau yamg cantik. Anak sempat membuat video dance dengan sudut view yang berbeda-beda di lokasi ini. 
Untuk bukit terdekat, kita bisa turun melalui jalan setapak. Ada anak-anak muda penduduk Sumba yang jalan-jalan dengan motor dan mereka turun ke bukit untuk foto-foto. 
Saya gak berani turun karena kalau tidak terbiasa jalan setapaknya juga licin.
Foto Sunset. Sayangnya pemandangan mataharinya tidak bulat karena sempat hujan siang hari.
Foto yang sempat diabadikan.

Sebelum mengakhiri perjalanan di Sumba, kami makan malam dulu di 
"La Paranda Resto" yang lokasinya di kota. Resto ini pemiliknya sama dengan hotel tempat kami menginap. Rasa makanannya enak dan ada live music nya.

Makanan yang disiapkan
View Resto. Ada juga di outdoornya. Kalau gak karena kami harus berberes barang karena flight pagi, jadi kita harus subuh ke bandara, di resto enak juga nongkrong sambil dengerin musik. Selanjutnya kami akan stay 1 malam di Bali.


Selama di Sumba makanan yg selalu ada adalah tumis daun/bunga pepaya. Untungnya anak saya suka karena masakannya enak.

Notes : setelah berenang di air terjun pertama, kaki dan tangan saya gatal-gatal. Di pakaikan minyak kayu putih ataupun hot cream tidak mempat. Padahal sudah mandi juga dengan atiseptik. Menurut petugas hotel karena kadar kapur pada air terjun sangat tinggi dan kulit saya sensitif. Di Denpasar saya beli cream untuk gatal di Apotik dan dibantu cek juga oleh apotekernya, namun tidak mempan juga. Setelah keingat minyak kutus-kutus, saya minta cariin oleh teman saya, dan baru gatal-gatalnya reda. 3 hari gatal-gatalnya akhirnya hilang setelah setiap hari diolesi minyak kutus-kutus dan mandi dengan sabun kutus-kutus. Akhirnya ya๐Ÿ˜€