Rabu, 27 Juni 2018

PULAU BELITUNG


Part 3..Belitung

Planning hari ke 3 di Belitung, yang juga hari terakhir kami disana adalah mendaki Bukit Peramun pagi hari ingin melihat sunrise. Dari malam cuaca hujan, berharap pagi hari cuaca cerah. Jam 4 pagi kami sudah di jemput untuk bersiap ke Bukit Peramun, tapi apa daya hujan masih turun.

Pada saat sampai di pintu masuk Bukit Peramun cuaca masih hujan. Kami sempat menunggu sebentar hingga hujan reda. Setelah reda kami bersiap-siap mendaki bukit melewati hutan lindung dengan kondisi masih gelap pagi hari. Kami di dampingi dan dipandu penjaga hutan lindung untuk mendaki. Penerangan cuma menggunakan lampu utk di kepala ( itu lho yg suka dipakai orang-orang di tambang), dan juga membawa payung krn masih gerimis.

Hari itu Bukit Peramun di tutup untuk umum karena akan ada perapihan dan memotobg kayu untuk pohon yang tumbang. Beruntungnya kami yang bisa naik ke bukit pagi hari.
Pada saat sampai di atas bukit kondisi masih gelap.


     Menanti pergantian pagi di atas bukit

                          Pagi menjelang
Kabut pagi hari
          Memangdang keindahan alam

Menanti sunrise yg tdk muncul karena habis hujan
Memghirup udara segar di pagi hari




Memandang hamparan hijau

Foto ber 5 sebelum turun

Sebagian jalan setapak yang ada di Bukit Peramun
Perjalanan kembali ke hotel melewati jembatan.

Setelah menikmati pagi hari di Bukit Peramun, kami kembali ke hotel untuk packing dan siap-siap pulang ke Jakarta. Sebelumnya kita akan mampir ke beberapa tempat dulu sebelum ke bandara.
Kami mampir ke Pantai Tanjung Tinggi yang lokasinya tidak jauh dari hotel. Tempat ini digunakan untuk syuting film Laskar Pelangi. Jadi kita foto dulu di depan tulisan Laskar Pelangi. 

O iya di hotel tempat kami menginap juga bisa pinjam sepeda kalau mau pagi bersepeda, tapi booking dulu ya karena jumlah sepedanya terbatas.

Spot foto yang keren
Naik ke atas bebatuan memandang laut yang bersih
Rasanya pengen berenang lagi melihat air yang bersih dan pasir putihnya
Foto dulu di spot keren ini sebelum lanjut perjalanan

Selanjutnya kami mampir ke "Kampong Nelayan Tanjong Binga" yang merupakan kampung nelayan trandisional di Belitung. Mereka membuat kapal kayu sendiri dan mengeringkan ikan hasil tangkapannya secara tradisonal.
         Foto di dermaga Tanjong Binga
Jembatan kayu yang digunakan untuk menuju pondok yang agak menjorok ke laut tempat memindahkan ikan dari kapal nelayan dan di garamkan di pondok tersebut. Jembatan kayu ini juga merupakan tempat menjemur ikan. Agak ngeri jeblos juga pas saya lewat...hehehe...ternyata kuat nahan bobot saya...

Alat untuk mengangkat/memindahkan ikan dari kapal ke pondok (semacam hidrolik tradisional).
Foto dulu di "Kampong Nelayan Tanjong Binga" sebelum menuju bandara.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar